lutfibudianto1945menerbitkan Membandingkan Nilai dan Kebahasaan Hikayat dengan Cerpen pada 2021-12-03. Bacalah versi online Membandingkan Nilai dan Kebahasaan Hikayat dengan Cerpen tersebut. Download semua halaman 1-6.
bagaimanamengembangkan makna dalam hikayat AP. Aurellia P. 18 November 2021 06:37. Pertanyaan. bagaimana mengembangkan makna dalam hikayat. Mau dijawab kurang dari 3 menit? Coba roboguru plus! 122. 1. Jawaban terverifikasi. NJ. N. Juliana. Mahasiswa/Alumni STKIP Siliwangi Bandung.
Dalamhikayat, semua unsur alur tersebut harus ada dan penempatannya harus runtut, mulai dari pengenalan hingga penyelesaian masalah. 6. Gaya. Adalah cara pengarang menyampaikan sebuah hikayat. Agar penyampaiannya menarik, seorang pengarang biasanya menggunakan berbagai macam-macam majas, seperti macam-macam majas perbandingan, macam-macam
dalamhikayat yang masih sesuai dengan kehidupan saat ini. Menjelaskan kesesuaian nilai-nilai dalam hikayat dengan kehidupan saat ini dalam teks eksposisi lisan maupun tulisan hikayat Mengembangkan makna (isi dan nilai) hikayat Membandingkan penggunaan bahasa dalam cerpen dan hikayat Mengidentifikasi karakteristik bahasa dalam hikayat Membandingkan
Vay Tiền Trả Góp Theo Tháng Chỉ Cần Cmnd. Jakarta – Hikayat adalah karya sastra lama berbentuk prosa yang mengisahkan jiwa keluarga puri atau suku bangsa bangsawan, makhluk-sosok kenamaan, orang sejati di seputar puri dengan segala kesaktian, keanehan, dan mukjizat pemrakarsa utamanya. Secara etimologis, istilah hikayat dari dari bahasa Arab, yakni haka’, yang artinya menceritakan maupun mengarang. Loyalitas Tinggi, 2 Simpatisan Ini Bersepeda dari Paris ke Doha Bawa Timnas Prancis di Trofi Dunia 2022 Bukti Timnas Korea Kidul Percaya Dongeng di Piala Dunia 2022 Lirik Lagu DINO SONG – Mr. Popolo feat. Jasmani Hanoto Darurat menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, hikayat yaitu karya sastra lama Jawi berbentuk prosa yang ampuh cerita, undang-undang, dan alur berkepribadian kalkulasi, keagamaan, kuno, biografis, atau gabungan sifat-resan itu, dibaca untuk pelipur lara, pembangkit spirit juang, atau sahaja untuk memeriahkan pesta. Hikayat dapat dibilang miripcerita sejarah atau berbentuk biografi, yang di dalamnya banyak terletak hal-hal yang enggak turut akal dan penuh keajaiban. Kebanyakan hikayat berisi kisah tentang kesaktian, umur raja, kisah si baik dan si bengis, dan kisah-kisahan takhayul lainnya. Privat hikayat galibnya kisahnya bererak bahagia dan dimenangkan oleh otak yang baik sebagai pengambil inisiatif utama atau pahlawan. Wajar hikayat biasanya akan dibacakan bak hiburan atau pelipur lara, bahkan buat menyalakan nyawa juang seseorang. Berikut ini rangkuman tentang ciri-ciri hikayat, unsur, isi dan nilai-nilainya yang perlu diketahui, seperti mana dilansir berbunga laman Kamis 23/9/2021. Berita Video Cerita Pemain Tottenham Hotspur, Son Heung-min tentang Wajib Militer dan Rindu Akan Klub Ciri-Ciri atau Karakteristik Hikayat Ilustrasi masa habis, sejarah. Photo by Chris Lawton on Unsplash Hikayat merupakan babak dari prosa lama yang memiliki ciri-ciri andai berikut 1. Menggunakan bahasa Melayu lama. 2. Pralogis, yaitu ceritanya kadang-kadang selit belit diterima akal bulus. 3. Keraton sentries, yaitu siasat cerita berada di lingkungan istana. 4. Anonim, maksudnya yaitu prosa tersebut lain jelas siapa pengarangnya. 5. Statis, ialah bersifat sah dan tetap. 6. Memperalat kata arkhais, yaitu kata-kata yang kini tidak lazim digunakan, semisal pengenalan sebermula, hatta, dan syahdan. Anasir-Unsur Intrinsik Hikayat Ilustrasi masa lampau, sejarah. Photo by Joanna Kosinska on Unsplash Unsur-unsur privat hikayat enggak jauh berbeda dari prosa-prosa lainnya. Hikayat dibangun oleh unsur intrinsik dan ekstrinsik. Unsur intrinsik ialah zarah pembangun kisahan semenjak privat. Padahal partikel ekstrinsik merupakan anasir pendiri cerita dari luar. Berikut ini unsur-elemen instrinsik n domestik sebuah hikayat 1. Tema, merupakan gagasan nan mendasari cerita. 2. Galur, merupakan perikatan peristiwa intern cerita. – Alur maju/lurus/progresif → kejadian diceritakan secara urut dari awal setakat akhir. – Alur mundur/flashback/regresif → cerita dimulai dari akhir atau tengah konflik kemudian dicari sebab-sebabnya. – Galur campuran/modern ki bertambah → menggunakan dua alur novel/durja. 3. Satah, merupakan medan, waktu, dan suasana yang tergambar dalam kisah. – bekas → di mana peristiwa itu terjadi. – periode → kapan peristiwa itu terjadi. – suasana→ bagaimana hal hari kejadian itu terjadi. 4. Penggagas, merupakan pemeran cerita. Visualisasi watak tokoh disebut penokohan. Dedengkot → nama tokoh/praktisi dalam hikayat ada pencetus antagonis, protagonis, tritagonis Perwatakan → watak/sifat/karakteristik para tokoh secara fisik maupun kerohanian Pencitraan watak → cara pengarang mencitrakan watak tokoh, ini dibedakan menjadi lima kaidah a. sinkron b. dialog dedengkot c. tanggapan tokoh bukan d. urut-urutan manah induk bala e. tingkah laku dan lingkungan tokoh 5. Laporan, yaitu pesan yang disampaikan pengarang melalui kisahan 6. Tesmak pandang, merupakan trik pengisahan berpangkal mana satu cerita dikisahkan makanya penutur – orang pertama tokoh utama – orang purwa tokoh sampingan – insan ketiga serba tahu – cucu adam ketiga tokoh utama – bani adam ketiga dalam kisah/sebagai pengamat 7. Gaya, berkaitan dengan bagaimana pencatat melayani narasi menggunakan bahasa dan unsur-unsur keindahan lainnya. – Suatu kisahan tak terlepas dengan bahasa metafor dan konotasi, misalnya metafora, personifikasi, hiperbola, paradoks, sinestesia, sinekdok. Isi dan Nilai-Skor Hikayat Ilustrasi membaca gerendel. Credit Isi Hikayat Mengerti isi hikayat yakni dengan cara menentukan bisa jadi tokohnya, apa yang dilakukan, bagaimana ia berbuat, dengan kelihatannya anda melakukan, di mana ia melakukan, barang apa hasil berpokok yang dilakukan, dan sebagainya 5 W+1 H. Nilai-Nilai Hikayat Sebelum membahas nilai-nilai dalam hikayat, ketahui lampau perbedaan dengan amanat. Pemberitaan adalah pesan yang akan disampaikan pengarang lewat karyanya. Provisional nilai-nilai merupakan tuntunan perilaku atau hidup sesorang. Oleh karena itu, nilai-ponten biasanya kelihatan lega kepribadian biang kerok cerita tersebut. Berikut nilai-nilai dalam hikayat yang perlu diketahui. Nilai-nilai Hikayat 1. Kredit Moral Angka akhlak dalah nilai yang berhubungan dengan baik buruknya sikap alias perbuatan tokoh internal hikayat. 2. Kredit sosial Nilai sosial merupakan kredit yang gandeng dengan kehidupan di intern masyarakat. 3. Biji agama Nilai agam merupakan kredit nan gandeng dengan komplikasi keyakinan atau kombinasi manusia dengan Halikuljabbar. 4. Nilai Pendidikan Biji pendidikan adalah nan berbimbing dengan sikap dan tata laku seseorang melalui upaya pengajaran dan latihan. 5. Biji Budaya Skor Budaya merupakan nilai yang berhubungan dengan adat istiadat dan tamadun suatu area nan mendasari suatu cerita. Sumber
pembelajaran pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di SMA kelas X terdapat kompetensi dasar mengembangkan makna Isi dan NIlai cerita Melayu Klasik hikayat dan terdapat indikator menjelaskan kesesuaian nilai-nilai dalam hikayat dengan kehidupan saat ini pada pembelajaran di semester 1. Hal tersebut menuntut peserta didik untuk dapat benar-benar memahami isi sebuah karya sastra hikayat, dan peserta didik diharapkan juga mampu menerapakan nilai-nilai serta mengindentifikasi nilai-nilai hikayat yang masih sesuai dengan kehidupan pada saat ini. Dalam kenyataannya kegiatan pembelajaran tersebut, sering mendapat reaksi negatif dari peserta didik karena karya sastra hikayat merupakan karya sastra lama melayu klasik yang menggunakan bahasa melayu klasik, serta menonjolkan unsur penceritaan berciri kemustahilan dan kesaktian tokoh-tokoh dalam cerita,sehingga bahasa yang digunakan dalam cerita sulit dipahami oleh pembaca. Hal tersebut di atas masih dipicu juga dengan permasalahan kurangnya perbendaharaan kosa kata yang dimiliki peserta didik, karena minat pembiasaan membaca peserta masih sangat rendah. Untuk mengatasi hal tersebut, dalam pembelajaran guru menggunakan model pembelajaran CIRC dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia pada semester 1 di kelas X pada SMAN 1 Bergas, untuk menghasilkan kompetensi yang memuaskan. Model Pembelajaran CIRC menurut Etin Solihatin dan Raharjo Cooperative Learning mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu diantara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri Adapun langkah-langkah yang ditempuh guru dalam pembelajaran mengembangkan makna isi dan nilai hikayat sebagai berikut pertama, guru menerangkan pengertian karya sastra hikayat kepada siswa, kedua guru membentuk kelompok-kelompok belajar siswa secara heterogen, ketiga guru memberikan teks cerita hikayat yang harus dibaca peserta didik, keempat peserta didik membaca keseluruhan isi cerita dan menulis kata-kata sulit, selanjutnya peserta didik bersama dalam kelompok menentukan arti kata sulit berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kelima peserta didik mencoba untuk menulis kembali isi cerita bersama teman berdasarkan pemahaman masing-masing. Keenam peserta didik menukar hasil pekerjaan dengan kelompok lain dan saling mengoreksi isi cerita hikayat. Ketujuh guru sebagai fasilitator untuk menyamakan persepsi tentang isi teks hikayat yang dibahas. Adapun kelebihan Model pembelajaran CIRC dalam hikayat antara lain, pertama menumbuhkembangkan keterampilan berpikir siswa, kedua pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis sesuai dengan permasalahan yang sering ditemui dalam lingkungan siswa, ketiga pembelajaran dapat menumbuhkan interaksi sosial peserta didik, seperti; kerjasama, toleransi, komunikatif, responsif. ipa2/zal Guru SMAN 1 Bergas Kab. Semarang
Skip to content Halo Teman KOCO! Kamu tahu ngga apa itu hikayat? Jadi hikayat adalah salah satu karya sastra lama berbentuk prosa dalam bahasa Melayu. Hikayat berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Dengan membaca hikayat bisa membangkitkan semangat juang dan pelipur hara, seperti misalnya salah satu contoh hikayat yang terkenal, yaitu “Raja-Raja Pasai”, dan “Perang Palembang”. Hikayat tersebut menjadi salah satu sumber sejarah Kerajaan Samudera Pasai dan perang Palembang. Selanjutnya, Minco akan menjelaskan bagaimana cara mengidentifikasi nilai dan mengembangkan makna dari hikayat. Kalau begitu simak terus penjelasannya ya! Apa Itu Hikayat Sebelum Minco menjelaskan lebih lanjut, ayo kenali hikayat dengan lebih lengkap dan jelas. Seperti yang sudah dijelaskan di atas hikayat adalah salah satu bentuk karya sastra lama berbentuk prosa dalam bahasa Melayu yang berisikan tentang kisah, cerita, dan dongeng. Istilah kata hikayat berasal dari kata serapan, yaitu haka yang berarti cerita. Tetapi, secara harfiah berarti kenang-kenangan yang merupakan sinonim dari riwayat atau tarikh. Hikayat dapat dibedakan menjadi cerita rakyat, epos, dongeng, sejarah, dan bigorafi, serta cerita berbingkai. Penulis hikayat disebut pujangga, yang memiliki tujuan untuk mengekspresikan pemikirannya dalam bentuk prosa rekaan sebagai pelipur lara. Cara Mengidentifikasi Isi Pokok Cerita Hikayat Mengidentifikasi isi pokok cerita hikayat ini dilakukan agar kamu dapat memahami isi pokok dan mencari pokok-pokok isi setiap bagiannya. Kamu dapat mengidentifikasi isinya dengan membaca seluruh isi hikayat dengan cermat, kemudian membuat pertanyaan yang berdasarkan pada ADIKSIMBA, yaitu apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, dan bagaimana. Lalu menentukan sinopsis menggunakan bahasa yang mudah dipahami. Berikut contoh sinopsisnya. Hikayat ini menceritakan tentang dua putra raja, kembar, yang bernama Indera Bangsawan dan Syah Peri. Baginda Raja menguji siapa yang paling layak menjadi penggantinya. Ia kemudian menyuruh kedua putra kembarnya untuk mencari buluh perindu. Dalam perjalanan, keduanya terpisah karena hujan dan badai yang sangat Peri berhasil menolong Putri Ratna Sari dan dayang-dayangnya yang ditawan Garuda. Akhirnya Syah Peri menikah dengan Putri Ratna Sari. Di tempat lain, Indera Bangsawan sampai ke Negeri Antah Berantah yang dikuasai oleh Buraksa. Raja Kabir, Raja Negeri Antah Berantah membuat sandiwara siapa saja yang dapat mengalahkan Buraksa akan dijadikan menantunya. Suatu hari, Syah Peri datang dan menolongnya untuk mengalahkan Buraksa. Akhirnya, Indera Bangsawan menikah dengan Putri Kemala Sari setelah berhasil membunuh Buraksa. Dikutip dari Buku Bahasa Indonesia SMA Kelas X, Edisi Revisi, JakartaKemendikbud, 2017 Cara Mengidentifikasi Karakteristik Hikayat Bila tadi kita membahas cara mengidentifikasi isi pokok hikayat, maka sekarang adalah karakteristiknya. Adapun karakteristik dari hikayat, antara lain, kemustahilan dalam cerita, kesaktian tokoh-tokohnya, anonim, istana sentris, dan menggunakan alur berbingkai atau cerita berbingkai. Berikut penjelasan masing-masing karakteristiknya. Kemustahilan, artinya isi cerita yang terdapat dalam hikayat adalah hal yang tidak logis dan tidak masuk dinalar. Kesaktian, maksudnya tokoh-tokohnya memiliki kelebihan lain dari manusia biasa, sehingga disebut sakti. Anonim, artinya tidak diketahui secara jelas siapa pengarangnya. Istana sentris, memiliki latar tempat dan tokoh yang menceritakan kehidupan istana. Alur berbingkai, memiliki arti di dalam cerita terdapat cerita lain. Inilah contoh mengidentifikasi karakteristik hikayat Kutipan HikayatKarakterisitik HikayatMaka berkeinginanlah istri Khojan Maimun untuk mendengarkan cerita tersebut. Maka Bayanpun berceritalah kepada Bibi Zainab dengan maksud agar ia dapat memperlalaikan perempuan itu. Hatta setiap malam, Bibi Zainab yang selalu ingin mendapatkan anak raja itu, dan setiap berpamitan dengan bayan. Maka diberilah ia cerita-cerita hingga sampai 24 kisah dan 24 malam. Burung tersebut bercerita, hingga akhirnyalah Bibi Zainab pun insaf terhadap perbuatannya dan menunggu suaminya Khojan Maimum pulang dari menggunakan istana sentris, karena memiliki latar kerajaan. Mengembangkan Makna atau Nilai Hikayat Makna atau nilai hikayat yang dimaksud ini berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Seperti yang diketahui, nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Dalam karya sastra, nilai berwujud makna di balik apa yang dituliskan melalui unsur intrinsik seperti perilaku, dialog, peristiwa, seting, dan sebagainya. Nilai-nilai yang terkandung dalam hikayat, nilai moral, nilai agama, nilai sosial, dan nilai budaya. Berikut contohnya. Kutipan HikayatAnalisis“Adapun Raja Kabir itu takluk kepada Buraksa dan akan menyerahkan putrinya, Puteri Kemala Sari, sebagai upeti. Kalau tiadademikian, negeri itu akan dibinasakan oleh Buraksa. Ditambahkannya bahwa Raja Kabir sudah mencanangkan bahwa barang siapa yang dapat membunuh Buraksa itu akan dinikahkan dengan anak perempuannya yang terlalu elok parasnya itu. “Barang siapa yang dapat susu harimau beranak muda, ialah yang akan menjadi suami tuan puteri.”Terdapat nilai budaya yaitu mencari menantu melalui sayembara. Nilai budaya ini sudah tidak sesuai dengan kehidupan saat ini.“Sesudah tahu mengaji, mereka dititah pula mengaji kitab usul, fikih, hingga saraf, tafsir sekaliannya diketahuinya. Setelah beberapa lamanya, mereka belajar pula ilmu senjata, ilmu hikmat, dan isyarat tipu peperangan.”Terdapat nilai didaktis yaitu kewajiban untuk mempelajari berbagai bidang ilmu baik ilmuagama maupun ilmu dunia. Nilai didaktis ini masih sesuai dengankehidupan saat ini. Itulah tadi penjelasan lengkap mengenai mengidentifikasi dan mengembangkan makna hikayat . Bagaimana, Teman KOCO? Apakah penjelasan di atas membuat kamu jadi lebih paham? Nah, kalau kamu ada pertanyaan seputar mengidentifikasi dan mengembangkan makna hikayat, tulis di kolom komentar, ya. Jangan lupa juga untuk sering-sering latihan soal atau menonton video untuk meningkatkan pemahaman kamu mengenai cabang ilmu Bahasa Indonesia ini. Kamu bisa mendownload rangkuman materi gratis, menonton video pembelajaran dan bertanya langsung dengan guru menggunakan KOCO Star lho! Klik banner dibawah ini untuk dapatkan aksesnya. Post Views 25 Post navigation
Menyadarkan seseorang untuk insyaf dan berbuat baik. Maka diberilah ia cerita-cerita hingga sampai 24 kisah dan 24 malam. Burung tersebut bercerita, hingga akhirnyalah Bibi Zainab pun insaf terhadap perbuatannya dan menunggu suaminya Khojan Maimum pulang dari rantauannya. Sosial Membantu orang lain. Bayan yang bijak bukan sahaja dapat menyelamatkan nyawanya tetapi juga dapat menyekat isteri tuannya daripada menjadi isteri yang curang. Dia juga dapat menjaga nama baik tuannya serta menyelamatkan rumah tangga tuannya. Pendidikan Seorang anak dibiasakan untuk menuntut ilmu agama mengaji. Setelah umurnya Khojan Maimun lima tahun, maka di serahkan oleh bapaknya mengaji kepada banyak guru sehingga sampai umur Khojan Maimun lima belas tahun. Semua nilai diatas masih berlaku dalam kehidupan saat ini. B. Mengembangkan Makna Isi dan Nilai Hikayat Ind 1 Menganalisis nilai-nilai dalam hikayat yang masih sesuai dengan kehidupan saat ini. Ind 2 Menjelaskan kesesuaian kesesuaian nilai-nilai dalam hikayat dengan kehidupan saat ini dengan menggunakan teks eksposisi. PROSES PEMBELAJARAN B KEGIATAN 1 Menganalisis Nilai-nilai dalam Hikayat yang Masih Sesuai dengan Kehidupan Saat ini Buku Guru Bahasa Indonesia 161 Petunjuk untuk Guru Pada awal pembelajaran, perlu kiranya guru menjelaskan konsep tentang nilai. Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Dalam karya sastra, nilai berwujud makna di balik apa yang dituliskan melalui unsur intrinsik seperti perilaku, dialog, peristiwa, seting, dan sebagainya. Ada yang berpendapat bahwa nilai adalah nasihat kebaikan yang disampaikan secara tersirat. Nilai berbeda dengan amanat yang disampaikan secara tersurat. Beberapa jenis nilai dalam karya sastra antara lain nilai reliji, moral, sosial, budaya, estetika dan edukasi. a. Nilai reliji adalah nilai yang dikaitkan dengan ajaran agama. Nilai reliji biasanya ditandai dengan penggunaan kata dan konsep Tuhan, mahluk ghaib, dosa-pahaa, serta surga-neraka. b. Nilai-nilai moral merupakan nasihat-nasihat yang berkaitan dengan budi pekerti, perilaku, atau tata susila yang dapat diperoleh pembaca dari cerita yang dibaca atau dinikmatinya. c. Nilai sosial adalah nasihat-nasihat yang berkaitan dengan kemasyarakatan. Indikasi nilai sosial biasanya dikaitkan dengan kepatutan dan kepantasan bila diterapkan dalam kehidupan sehari- hari. d. Nilai budaya adalah nilai yang diambil dari budaya yang berkembang secara turun menurun di masyarakat. Ciri khas nilai budaya dibandingkan nilai lainnya adalah masyarakat takut meninggalkan atau menentang nilai tersebut karena takut’ sesuatu yang buruk akan menimpanya. e. Nilai estetika berkaitan dengan keindahan dan seni. f. Nilai edukasi adalah nilai yang berkaitan dengan pendidikan. Nilai bersifat abadi dan universal. Namun, ada beberapa nilai sosial dan budaya yang pada akhirnya menjadi tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Pembelajaran dalam bagian ini mengajak siswa untuk menganlisis nilai-nilai mana yang masih relevan dalam kehidupan masa sekarang. Berikut disajikan contoh hasil analisis tersebut. Nilai bersifat abadi dan universal. Namun, ada beberapa nilai sosial dan budaya yang pada akhirnya menjadi tidak sesuai dengan perkembangan zaman. Kelas X SMAMASMKMAK 162 Perhatikan contoh berikut ini. Kutipan Hikayat Analisis Kandungan Nilai Adapun Raja Kabir itu takluk kepada Buraksa dan akan menyerahkan putrinya, Puteri Kemala Sari sebagai upeti. Kalau tiada demikian, negeri itu akan dibinasakan oleh Buraksa. Ditambahkannya bahwa Raja Kabir sudah mencanangkan bahwa barang siapa yang dapat menangkap Buraksa itu akan dinikahkan dengan anak perempuannya yang terlalu elok parasnya itu. “Barang siapa yang dapat susu harimau beranak muda, ialah yang akan menjadi suami tuan puteri.” Terdapat nilai budaya yaitu mencari menantu melalui sayembara. Nilai budaya ini sudah tidak sesuai dengan kehidupan saat ini. Sesudah tahu mengaji, mereka dititah pula mengaji kitab usul, fikih, hingga saraf, tafsir sekaliannya diketahuinya. Setelah beberapa lamanya, mereka belajar pula ilmu senjata, ilmu hikmat, dan isyarat tipu peperangan. Terdapat nilai didaktis yaitu kewajiban untuk mempelajari berbagai bidang ilmu baik ilmu agama maupun ilmu dunia. Nilai didaktis ini masih sesuai dengan kehidupan saat ini. Tugas Siswa ditugaskan untuk menganalisis nilai yang terkandung dalam Hikayat Bayan Budiman di atas apakah nilai-nilai tersebut masih sesuai dengan kehidupan saat ini. Contoh Jawaban Kutipan Hikayat Analisis Kandungan Nilai Setelah umurnya Khojan Maimun lima tahun, maka di serahkan oleh bapaknya mengaji kepada banyak guru sehingga sampai umur Khojan Maimun lima belas tahun. Hingga saat ini masyarakat masih memegang teguh nilai edukasi dengan memberikan pendidikan ilmu umum dan ilmu agama bagi anak-anaknya. Buku Guru Bahasa Indonesia 163 Maka bernasihatlah ditentang perbuatannya yang melanggar aturan Allah SWT. Nilai agama untuk saling mengajak dalam berbuat kebaikan dan mencegah keburukan masih dilakukan. Pada suatu hari Khojan Maimun tertarik akan perniagaan di laut, lalu minta izinlah dia kepada istrinya. Di masyarakat saat ini nilai moral suami atau istri berpamitan kepada pasangannya saat hendak pergi atau bekerja masih tetap dilakukan. Hatta beberapa lama di tinggal suaminya, ada anak Raja Ajam berkuda lalu melihatnya rupa Bibi Zainab yang terlalu elok. Berkencanlah mereka untuk bertemu melalui seorang perempuan tua. Tindakan tidak setia’ pada pasangan hingga saat ini tetap dipegang oleh masyarakat sebagai tindakan yang bertentangan dengan nilai moral, budaya, bahkan agama. Maka diberilah ia cerita-cerita hingga sampai 24 kisah dan 24 malam. Burung tersebut bercerita, hingga akhirnyalah Bibi Zainab pun insaf terhadap perbuatannya dan menunggu suaminya Khojan Maimum pulang dari rantauannya. Keharusan untuk bertaubat, menghentikan perbuatan maksiat dan dosa sebagai nilai agama masih berlaku hingga saat ini. Bayan yang bijak bukan sahaja dapat menyelamatkan nyawanya tetapi juga dapat menyekat isteri tuannya daripada menjadi isteri yang curang. Dia juga dapat menjaga nama baik tuannya serta menyelamatkan rumah tangga tuannya. Tindakan menasihati dan mencegah orang lain berbuat dosa memang masih dipegang teguh oleh masyarakat. Namun, dalam kehidupan masyarakat perkotaan kepedulian ini semakin menghilang. PROSES PEMBELAJARAN B KEGIATAN 2 Menjelaskan Kesesuaian Nilai-nilai dalam Hikayat dengan Kehidupan Saat ini dalam Teks Eksposisi Dalam pembelajaran ini siswa diminta menyampaikan kesesuaian nilai-nilai dalam hikayat dengan kehidupan saat ini dalam bentuk teks eksposisi. Oleh karena itu isi teks eksposisi yang dibuat harus memenuhi kriteria berikut ini. Kelas X SMAMASMKMAK 164 a Tesis atau pernyataan tentang kesesuaian sebuah nilai dengan kehidupan saat ini. Misalnya nilai sosial untuk saling menolong orang lain. b Argumentasi yang digunakan harus meruuk pada kehidupan saat ini yang masih menerapkan nilai-nilai tersebut. c Menggunakan struktur teks eksposisi tesis argumen pernyataan ulang dan kaidah kebahasaan teks eksposisi. Contoh Hingga saat ini, menuntut ilmu baik ilmu umum maupun ilmu agama masih relevan. Masyarakat masih memegang teguh nilai edukasi ini. Hal ini dapat kita lihat dari makin besarnya ketertarikan orang tua mengirim anak-anaknya ke sekolah yang mengintegrasikan pendidikan umum dan agam seperti Islamic boarding school, ramaintya sekolah Minggu, dan sebagainya. Buku-buku berisi pendidikan agama juga makin laris dibeli. Bahkan, pemerintah melalui Kurikulum 2013 menetapkan keharusan mengntegrasikan nilai-nilai agama pada semua matapelajaran melalui kompetensi inti keagamaan, yang biasa disebut KI 1. C. Membandingkan Nilai dan Kebahasaan Hikayat dengan Cerpen
bagaimana mengembangkan makna dalam hikayat